Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Aku, Kamu , dan Bayangan

Gambar
Sepi, dalam redup hidup yang kian ricuh Terdampar dalam kota berpenghuni  Tersesat dalam keramaian yg mendesak Kadangkala ... Seseorang takut akan kesepian Seorang diri dalam gelap tiada arah Menderita dalam lubang gelap tanpa penolong Menangis sendiri dalam ruang hampa Kadangkala, seseorang tidak paham... Bahwa sepi itu bukan tentang tempat Bahwa sepi itu bukan realitas nyata Bahwa sepi itu bukan tentang sendiri Mereka lupa.. Sepi itu mengungkung kedalam dada Menyusup pada jiwa yang sepi dalam pikirnya Seringkali seseorang Merasa sendiri ditengah beribu manusia Sepi ditengah keramaian Menagis iba ditengah gelak tawa ria Kadangkala.. Ia tertawa dengan tangis dalam jiwa Pun juga sebaliknya.. Ia menangis dengan gelak riang dalam jiwa Kita tak sendiri.. Seseorang takut pada kesepian Tanpa sadar ia sedang berada dalam sepi yang membunuh Percayalah, aku, kamu, dan bayangan Mengislah, sepilah, dan bangkitlah Jika bukan dirinya..lalu siapa yang ia harapkan menjadi penolong? Kau kalah, kau pul

Terimakasih🙂

Gambar
Apa aku bersalah ? 💦 Di antara hiruk piruk keterpurukan Aku merenung dalam sepi Hampa dalam sebuah keramaian Sendiri di tengah berjuta mahluk Aku ada, tapi tidak nyata Aku nyata, tapi tidak ada Siapalah aku dibanding dirimu Ini bukan pernyataan hati yang pesimis Tapi ini adalah pernyataan penerimaan Menerima semua kepingan takdir Menumpas segala keluhan Terimakasih ,💦 Atas pengalaman yang selamanya tak terbeli Atas kesadaran yang kau selipkan dalam luka Atas pelajaran hidup yang kau titipkan lewat rasa sakit Tentang luka yang harus disembuhkan Tentang rasa sakit yang harus dipeluk Terimakasih atas arti sebuah penerimaan Entah itu perih ataupun tidak Entah itu membunuh atau menyelamatkan 💦

Teruntuk Ayahanda Tercinta kh. Zainullah Rais Lc.

Gambar
Sekali lagi hidup mengajarkan banyak nilai, dalam banyak kesakitan Masih terekam jelas dalam memori kecilku Saat itu, aku kecil tergopoh-gopoh dengan tas lusuh masuk ke naungan pondokmu Kau menyambutku, di gedung GESERNA dengan beberapa wejangan indahmu Wajahmu teduh, berwibawa, gurat-gurat ketampanan mudamu sudah separuh hilang Tergantikan dengan potret penuh nilai dalam dunia-dunia dongeng Kemudian hari, aku sering melihatmu Berkeliling dengan sepeda motor merahmu Kadangkali juga berjalan kaki Menghirup aroma yang sama dengan kami Duduk di taman dengan kardu-kardu indah Mencintai dan menjaga kami dari jarak yang begitu   dekat Kau panutanku, kekagumanku, dan orang tuaku Teringat dirimu, pecinta budaya membaca Pendukung dunia kepenulisan, penegak keras peraturan berbahasa Beberapa kali aku bertemu denganmu di kelas Dengan satu ruangan yang sama Betapa anakmu ini sangat tidak bersyukur Saat orang-orang lain ingin kau mengajar mereka Diri ini malah